Berikut 8 orang yang memiliki IQ lebih dari 200, seperti dilansir eoht, Kamis (5/7/2012) yaitu:
1. Joseph N. Hall
Joseph N. Hall dilahirkan pada tahun 1996 di San Fransisco. Pada saat usianya 9 tahun, IQ Hall bahkan tidak dapat diukur dengan tes kecerdasan yang sederhana. Hall masuk ke perguruan tinggi pada usia 11 tahun.
2. Christopher Otway
Otway lahir pada tahun 1977 dan telah menunjukkan bakat yang luar biasa sejak masih balita. Dirinya mulai belajar sendiri membaca sebelum usia 2 tahun. Ketika usianya 4 tahun, Otway telah gemar membaca buku-buku ensiklopedi. Di usia 11 tahun, Otway memiliki mental yang sama dengan orang dengan usia 22 tahun.
3. Marta Eugenia Rodiguez
Marta lahir pada tahun 1969 dengan IQ 218. Ketika usianya 12 tahun, Institut de Investigaciones CientÃficas memberikan beasiswa kepada Marta untuk melakukan penelitian terhadap lebih dari 20 disiplin ilmu yang berbeda. Padahal kala itu dirinya sedang menempuh pendidikan di SMA.
Selama 20 tahun Marta telah meneliti kecerdasan manusia dan menciptakan dua program studi di Spanyol dan mengajar anak-anak dan orang dewasa untuk mengembangkan kapasitas intelektual.
4. Ian Baker
Baker lahir pada tahun 1980 dan dapat berbicara kata-kata pertamanya pada usia 12 bulan. Sebelum genap berusia 2 tahun, Baker telah dapat membaca dan berhitung. Pada usia 9 tahun, Baker diketahui memiliki usia mental yang sama seperti orang yang berusia 18 tahun.
5. Gena Leung
Leung lahir pada tahun 1983 dengan IQ 210. Kecerdasan otaknya tampak ketika dirinya mengajarkan cara membaca pada teman-teman sebayanya ketika berusia 5 sampai 7 tahun. Ketika Leung berusia 10 tahun, dirinya mulai mempelajari bahasa Perancis, Latin, dan Jepang.
Leung memperoleh gelar sarjana sains bidang Matematika pada usia 13 tahun. Ternyata kecerdasan otak Leung tidak hanya menyangkut akademik saja, tetapi dirinya juga memiliki bakat bermain biola hingga mendapatkan sertifikasi atas keahliannya pada usia 16 tahun.
Sayangnya pada usia 18 tahun, Leung didiagnosa menderita depresi dan harus menjalani pengobatan yang mengharuskan cuti dari universitas selama satu tahun. Tetapi kemudian di usia 20 tahun, Leung berhasil mendapatkan gelar sarjana di bidang ilmu kedokteran.
6. Gregory Smith
Gregory Smith lahir pada tahun 1989 di Pennsylvania. Smith lulus SMA pada usia 10 tahun dan mampu menyelesaikan kuliahnya dengan predikat cumlaude pada usia 13 tahun dengan gelar sarjana sains bidang Matematika, Sejarah dan Biologi dari Randolph-Macon College.
Smith berencana untuk memperoleh empat gelar profesor di bidang matematika, ilmu antariksa, hubungan internasional, dan penelitian biomedis pada tahun 2016 nanti, ketika usianya 27 tahun.
7. Ivan Cherevko
Ivan Cherevko lahir pada tahun 1991 dengan IQ lebih dari 200. Kejeniusannya telah tampak sejak usia 3 tahun melalui kemampuannya membaca di usia balita.
Ketika berusia 8 tahun, Cherevko bahkan mulai mempelajari ilmu pengetahuan alam, hukum dan bahasa asing. Pada usia 10 tahun, Cherevko berhasil menerbitkan buku hasil karyanya sendiri yang berisikan puisi dengan tema mikrobiologi.
Karena kemampuan otaknya yang lebih dibanding teman-teman sebayanya, Cherevko langsung menempuh pendidikan di Kyiv-Mohyla Academy dan Ukrainian university pada usia 12 tahun.
Cherevko yang kala itu mulai menginjak usia remaja, berhasil mengembangkan teori analitis dari manajemen penyimpanan limbah padat perkotaan dan daur ulang. Suatu teori yang mungkin hanya dapat dipahami oleh orang yang telah menempuh pendidikan pasca sarjana.
8. Adrian Seng
Adrian Seng terlahir dengan IQ 233 pada tahun 1993. Adrian mulai berbicara di usia 13 bulan dan mulai belajar membaca sebelum usianya genap 2 tahun.
Sehingga ketika menginjak usia 3 tahu, dirinya telah dapat membaca, menulis dan menyelesaikan perhitungan matematika untuk anak kelas 1 SD. Bahkan pada usia 3,5 tahun, Adrian telah mampu mengalikan dua digit angka di luar kepala.
Ketika usianya 6 tahun, para ilmuwan menyatakan bahwa Adrian memiliki mental yang sama dengan orang dengan usia 14 tahun. Pada usia 17 tahun, Leung memenangkan beasiswa untuk belajar matematika di sebuah universitas bergengsi Amerika.
sumber